ENGLISH WORDS DISLOCATION
Aqua is synonym of water
Aqua is the brand of product
Odol in Indonesian people call toothpaste(pasta gigi) is odol, but odol is kind of toothpaste brand like Ciptadent,Pepsodent,Sensodent,etc
Friedchicken in Indonesian people call chicken is friedchicken. But, friedchicken is kind of friedchicken brand like KFC,Mc Donald,CFC, etc
annisa
Kamis, 30 April 2015
Selasa, 24 Maret 2015
TUGAS 1
PERBEDAAN KEBIASAAN INDONESIA DAN AMERIKA
INDONESIA AMERIKA
- Eat with their hands 1. Eat with forks and knives
- It was not yet eaten, if not eat rice 2. Eat with bread
- Bath day 2 times 3. Bath day 3 times
- To use dipper and water after using the toilet 4. use of toilet tissue after
- Eating raw chili 5.Eat chili at first cook
Jumat, 21 November 2014
TUGAS 6
Timbangan Buku, Ringkasan, Timbangan Pustaka
Timbangan Buku
Timbangan buku sama dengan kritik buku yaitu pertimbangan atau pendapat tentang baik buruk sebuah karya yang dapat di sampaikan secara tertulis maupun lisan oleh siapa saja. Bedah buku adalah pembicaraan mengenai buku dengan melibatkan beberapa orang atau forum untuk berdiskusi, ada tokoh atau bahkan pengarangnya sendiri ikut terlibat. Pendapat atau penilaian tentang buku yang dibedah dapat disimpulkan lebih obyektif karena berdasarkan pendapat umum.
Ringkasan
Ringkasan adalah penyajian karangan atau peristiwa yang panjang dalam bentuk yang singkat dan efektif. Ringkasan adalah sari karangan tanpa hiasan. Ringkasan itu dapat merupakan ringkasan sebuah buku, bab, ataupun artikel. Fungsi sebuah ringkasan adalah memahami atau mengetahui sebuah buku atau karangan. Dengan membuat ringkasan, kita mempelajari cara seseorang menyusun pikirannya dalam gagasan-gagasan yang diatur dari gagasan yang besar menuju gagasan penunjang, melalui ringkasan kita dapat menangkap pokok pikiran dan tujuan penulis.
*) Ciri-Ciri Ringkasan:
1. Inti tidak meninggalkan urutan dasar karangan.
2. Kerangka dasr masih tampak jelas
3. Memangkas gagasan utama menjadi lebih ringkas
4. Tujuannya untuk memangkas gagasan.
Timbangan Pustaka
Timbangan pustaka adalah menimbang atau menilai hasil-hasil penelitian yang telah Klasifikasi pembuatan resensi buku ilmiah yaitu ringkasan, deskripsi, kritik, Perbedaan karangan ragam standart dan non standart. Resensi buku lebih dikenal dengan istilah timbangan buku Resensi adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku atau ulasan buku secara tertulis yang mengemukakan pendapat seseorang tentang baik buruknya buku ditinjau dari berbagai sudut. Resensi dapat dilakukan oleh siapa saja.
TUGAS 5
PENGERTIAN METODE ILMIAH, TUJUAN MEMPELAJARI METODE PENULISAN ILMIAH, SIKAP ILMIAH DAN LANGKAH – LANGKAH PELAKSANAAN PI
Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah berdasatkan dari dua suku kata yaitu metode dan ilmiah. Seandainya kita artikan satu-persatu makna dari kata-kata tersebut yakni :
a. Metode
Metode dapat diartikan sebagai sebuah cara yaitu cara yang teratur dan sistematis untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu.
b. Ilmiah
Ilmiah : bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan; memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan. Diatur oleh atau sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu pasti: prosedur ilmiah. Sistematis atau akurat dalam cara ilmu pasti.
Secara umum dan keseluruhan metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Bagaimana menurut para ahli? Ini adalah beberapa pendapat para ahli diantaranya :
· Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.
· Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi
Tujuan Mempelajari Metode Penulisan ilmiah
Tujuan adalah salah satu bentuk harapan untuk dimasa yang akan datang. Untuk karena itu dalam penulisan ilmiah kita tidak bias asal tulis atau tidak mengindahkan kaidah-kaidah dala penulisan ilmiah. Dalam penulisan ini kita harus mempunyai metodenya agar tulisan kita dapat dipahami dan dimengerti oleh si pembaca dikemudian hari. Ini adalah beberapa tujuan kita mempelajari metode ilmiah :
Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara sistematis
· Meningkatkan keterampilan dalam menulis berbagai karya tulis
· Meningkatkan pengetahuan tentang mekanisme penulisan karangan ilmiah
Sikap Ilmiah
Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut “Attitude” sedangkan istilah attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni “Aptus” yang berarti keadaan siap secara mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan. Triandis mendefenisikan sikap sebagai : “ An attitude ia an idea charged with emotion which predis poses a class of actions to aparcitular class of social situation” .
Rumusan di atas diartikan bahwa sikap mengandung tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek dan sikap terhadap obyek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk berprilaku atau bereaksi dengan cara tertentu bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah atau obyek.
Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa :”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah.
Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain :
· Sikap ingin tahu
· Sikap kritis
· Sikap obyektif
· Sikap ingin menemukan
· Sikap tekun
Langkah – Langkah Penulisan Ilmiah
Bentuk laporan penulisan PI, terdiri dari :
1. Bagian Awal
Bagian Awal ini terdiri dari:
1. Halaman Judul
2. Lembar Pernyataan
3. Lembar Pengesahan
4. Abstraksi
5. Halaman Kata Pengantar
6. Halaman Daftar Isi
7. Halaman Daftar Tabel
8. Halaman Daftar Gambar: Grafik, Diagram, Bagan, Peta dan sebagainya
2. Bagian Tengah.
Bagian tengah yerdiri dari :
1.Bab Pendahuluan
2. Bab Landasan Teori
3. Metode Penelitian
4. Bab Analisis Data dan Pembahasan
5. Bab Kesimpulan dan Saran
3. Bagian Akhir.
Bagian akhir terdiri dari:
1. Daftar Pustaka
2. Lampiran
Penjelasan secara terinci dari Struktur Penulisan Skripsi dapat dilihat sebagai berikut :
1. Bagian Awal.
1. Bagian Awal.
Pada bagian ini berisi hal-hal yang berhubungan dengan penulisan skripsi yakni sebagai berikut :
a. Halaman Judul
Ditulis sesuai dengan cover depan Penulisan Skripsi standar sesuai universitas masing – masing mahasiswa.
b. Lembar Pernyataan
Merupakan halaman yang berisi pernyataan bahwa penulisan skripsi ini merupakan hasil karya sendiri bukan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap hasil karya orang lain.
c. Lembar Pengesahan
Pada Lembar Pengesahan ini berisi Daftar Komisi Pembimbing, Daftar Nama Panitia Ujian yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota. Pada Bagian bawah sendiri juga disertai tanda tangan Pembimbing dan Kepala Bagian Sidang Sarjana.
d. Abstraksi
Yakni berisi ringkasan tentang hasil dan pembahasan secara garis besar dari Penulisan Skripsi dengan maximal 1 halaman.
e. Kata Pengantar
Berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berperan serta dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan Skripsi (a.l. Rektor, Dekan, Ketua Jurusan, Pembimbing, Perusahaan, dll ).
f. Halaman Daftar Isi
Berisi semua informasi secara garis besar dan disusun berdasarkan nomor urut halaman.
g. Halaman Daftar Tabel
h. Halaman Daftar Gambar, Daftar Grafik, Daftar Diagram
2. Bagian Tengah.
a. Pendahuluan
Pada Bab Pendahuluan ini terdiri dari beberapa sub pokok bab yang meliputi antara lain:
i. Latar Belakang Masalah
Menguraikan tentang alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik permasalahan yang bersangkutan.
ii. Rumusan Masalah
Berisi masalah apa yang terjadi dan sekaligus merumuskan masalah dalam penelitian yang bersangkutan.
iii. Batasan Masalah
Memberikan batasan yang jelas pada bagian mana dari persoalan atau masalah yang dikaji dan bagian mana yang tidak.
Memberikan batasan yang jelas pada bagian mana dari persoalan atau masalah yang dikaji dan bagian mana yang tidak.
iv. Tujuan Penelitian
Menggambarkan hasil-hasil apa yang bisa dicapai dan diharapkan dari penelitian ini dengan memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.
Menggambarkan hasil-hasil apa yang bisa dicapai dan diharapkan dari penelitian ini dengan memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.
v. Metode Penelitian
Menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan data, alat yang digunakan dan cara analisa data.
Jenis-Jenis Metode Penelitian :
1. Studi Pustaka : Semua bahan diperoleh dari buku-buku atau jurnal.
2. Studi Lapangan : Data diambil langsung di lokasi penelitian.
3. Gabungan : Menggunakan gabungan kedua metode di atas.
vi. Sistematika Penulisan
Memberikan gambaran umum dari bab ke bab isi dari Penulisan Ilmiah
b. Landasan Teori
Menguraikan teori-teori yang menunjang penulisan / penelitian, yang bisa diperkuat dengan menunjukkan hasil penelitian sebelumnya.
c. Metode Penelitian
Menjelaskan cara pengambilan dan pengolahan data dengan menggunakan alat-alat analisis yang ada.
d. Analisis Data dan Pembahasan
Membahas tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah.
e. Kesimpulan (dan Saran)
Bab ini bisa terdiri dari Kesimpulan saja atau ditambahkan Saran.
o Kesimpulan
Berisi jawaban dari masalah yang diajukan penulis, yang diperoleh dari penelitian.
o Saran
Ditujukan kepada pihak-pihak terkait, sehubungan dengan hasil penelitian.
3. Bagian Akhir
a. Daftar Pustaka
Berisi daftar referensi (buku, jurnal, majalah, dll), yang digunakan dalam penulisan
b. Lampiran
Penjelasan tambahan, dapat berupa uraian, gambar, perhitungan-perhi tungan, grafik atau tabel, yang merupakan penjelasan rinci dari apa yang disajikan di bagian-bagian terkait sebelumnya.
TUGAS 4
Pengertian Karangan
Pengertian karangan menurut Prof. DR. Gorys adalah suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang digarap. Sedangkan menurut Eko Susilo, M. 1995:11 karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai sifat keilmuan yang didasarkan oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian, yang disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang dapat dipertanggung jawabkan kebenaran ilmiahnya.
Manfaat karangan :
1. Untuk menyusun karangan secara teratur
2. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda
3. Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih
4. Memudahkan penulis untuk mencari materi pembantu
Dengan penyusutan ini pembaca akan melihat wujud, gagasan, struktur, serta nilai umum dari karangan itu. Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisa, dan dipertimbangkan secara menyeluruh, bukan secara terlepas-lepas. Dengan demikian, tesis atau pengungkapan maksud = kerangka karangan = karangan = ringkasan.
Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah, antara lain :
1. Memberi penjelasan
2. Memberi komentar atau penilaian
3. Memberi saran
4. Menyampaikan sanggahan
5. Membuktikan hipotesa
Macam-Macam Karangan
Macam-macam karangan tergantung dari dua prameter yaitu :
1) Berdasarkan sifat perinciannya :
Berdasarkan perincian yang dilakukan pada suatu karangan, maka dapat dibedakan karangan sementara (non-formal), dan karangan formal.
a. Kerangka karangan sementara, merupakan suatu alat bantu, sebuah penuntun bagi suatu tulisan yang terarah. Sekaligus menjadi dasar untuk penelitian guna mengandakan perombakan-perombakan yang dianggap perlu. Karena karangan ini hanya bersifat sementara, maka tidak perlu disusum secara terperinci. Tetapi dalam sebuah kerangka karangan, harus memungkinkan pengarangnya menggarap
persoalannya secara dinamis, sehingga perhatian harus dicurahkan sepenuhnya pada penyusunan kalimat-kalimat, alinea-alinea atau bagian-bagian tanpa mempersoalkan lagi bagaimana susunan karangannya.
b. Kerangka karangan formal, merupakan karangan yang bersifat formal biasanya timbul dari pertimbangan bahwa topik yang akan digarap bersifat kompleks, atau suatu topik yang sederhana tetapi penulis tidak bermaksud untuk segera menggarapnya. Namun karena pada saat menulis kerangka karangan itu muncul banyak gagasan yang jelas mengenai tesis tadi, maka penulis ingin mencatat semua gagasan yang timbul pada saat itu dalam suatu kerangka yang sangat terperinci. Maka dari perincian yang sekian banyak, sebuah kerangka karangan dapat mencapai lima atau enam tingkat perincian. Suatu tesis yang diperinci minimal atas tiga tingkat perincian sudah dapat disebut kerangka formal.
2) Berdasarkan perumusan teksnya
Sesuai dengan cara merumuskan teks dalam tiap unit dalam sebuah kerangka karangan, maka dapat dibedakan kerangka karangan atas kerangka karangan kalimat dan kerangka karangan topik
a. Kerangka kalimat
Kerangka kalimat yang mempergunakan kalimat berita yang lengkap untuk merumuskan tiap unit, baik untuk merumuskan tesis maupun untuk merumuskan unit-unit utama dan unit-unit bawahannya. Perumusan tesis dapat mempergunakan kalimat majemuk bertingkat, sebaliknya untuk merumuskan tiap unit hanya boleh mempergunakan kalimat tunggal.
b. Kerangka topik
Kerangka topik dimulai dengan perumusan tesis dalam sebuah kalimat yang lengkap. Sesudah itu semua pokok, baik pokok-pokok utama maupun pokok-pokok bawahan, dirumuskan dengan mancantumkan topiknya saja, dengan tidak mempergunakan kalimat yang lengkap. Kerangka topik dirumuskan dengan mempergunakan kata atau frasa. Oleh karena itu kerangka topik tidak begitu jelas dan cermat seperti kerangka kalimat. Kerangka topik manfaatnya kurang bila dibandingkan dengan kerangka kalimat, terutama jika tenggang waktu antara perencanaan kerangka karangan itu dengan penggarapannya cukup lama.
Sifat Karangan
Karangan mempunyai sifat, yaitu :
1. Lugas dan tidak emosional
2. Mempunyai satu arti, sehingga tidak ada tafsiran sendiri-sendiri (interprestasi yang lain).
3. Logis
Yaitu disusun berdasarkan urutan yang konsisten.
4. Efektif
Yaitu satu kebulatan pikiran, ada penekanan dan pengembagan.
Yaitu satu kebulatan pikiran, ada penekanan dan pengembagan.
5. Efisien
Yaitu hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami
Yaitu hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami
Bentuk Karangan
I. Narasi
Karangan yang menyampaikan suatu peristiwa, yang dapat secara fakta dalam penyampaian atau secara imajinasi atau fiksi didalam karangan tersebut.
II. Deskripsi
Karangan yang menyampaikan dengan cara menceritakan suatu tempat, situasi, orang, barang atau benda, sehingga pembaca dapat merasakan arti dan maksud dari karangan penulisnya.
III. Eksposisi
Karangan yang menjelaskan secara terperinci dari pokok pikiran karangan, sehingga mempermudah pengetahuan yang diterima oleh pembaca. Seperti gambar, grafik, ilustrasi, dan lain-lain. Yang umumnya berbentuk prosa.
IV. Argumentasi
Karangan yang memberikan penjelasan serta alasan yang jelas disertai bukti yang kuat dalam sebuah karangan.
V. Persuasi
Karangan yang berisi ajakan kepada pembaca yang disertai penyampaian alasan, contoh, dan bukti untuk menyakinkan pembaca untuk bersedia melaksanakan ajakan tersebut, pada umumnya karangan ini berbentuk prosa.
Ciri-Ciri Karangan Ilmiah
1. Struktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
2. Komponen dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
3. Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
4. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata atau istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Ciri-iri Karangan Non-Ilmiah
a. Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
b. Fakta yang disimpulkan subyektif,
c. Gaya bahasa konotatif dan populer,
d. Tidak memuat hipotesis,
e. Penyajian dibarengi dengan sejarah,
f. Bersifat imajinatif,
g. Situasi didramatisir,
h. Bersifat persuasif,
i. Tanpa dukungan bukti,
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman.
Ciri-Ciri Karangan Ilmiah Populer
Karya ilmiah populer merupakan karangan yang berada di antara karya ilmiah dan karya nonilmiah. Dalam karya ilmiah, baik isi maupun teknik penulisannya harus mengikuti ketentuan yang berlaku secara ketat. Dalam karya nonilmiah, terutama karya sastra, baik isi maupun teknik penulisannya (bahasa) bebas. Karena karya ilmiah populer berada di tengah-tengah keduanya, maka kita bisa mendefinisikannya sebagai karangan yang isinya ilmiah tetapi teknik penulisannya tidak mengikuti kaidah yang berlaku. Jika disempitkan kaitannya dengan penggunaan bahasa, maka dapat dijelaskan bahwa karya ilmiah itu menggunakan ragam bahasa ilmiah, sedangkan karya ilmiah populer tidak. Dalam penulisan karya ilmiah menggunakan ragam ilmiah, inilah bedanya dengan karya ilmiah populer. Karya ilmiah populer justru lebih banyak menggunakan ragam jurnalistik atau ragam sastra.
Ragam jurnalistik adalah ragam bahasa yang dipakai dalam dunia jurnalistik. Karena fungsi media massa sebagai media informasi, kontrol sosial, alat pendidikan, dan alat penghibur, maka ragam bahasa jurnalistik setidaknya harus mempunyai ciri komunikatif, sederhana, dinamis, dan demokratis.
· Komunikatif
Ciri Komunikatif berarti mudah dipahami dan tidak menimbulkan salah tafsir kalau dibaca. Ciri ini merupakan ciri utama bahasa jurnalistik karena fungsi utama media massa memang memberikan informasi. Dikatakan ciri utama karena ciri-ciri yang lain harus mengacu pada ciri komunikatif.
· Sederhana
Ciri sederhana berarti tidak menggunakan kata-kata yang bersifat teknis dan tidak menggunakan kalimat yang berbelit-belit atau berbunga-bunga. Apabila memang diperlukan, kata-kata teknis harus diikuti penjelasan maknanya.
· Dinamis
Ciri dinamis berarti bahasa jurnalistik harus menggunakan kata-kata yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Kata-kata yang tidak lazim atau kata-kata yang sangat asing seyogyanya tidak dipergunakan.
· Demokratis
Ciri demokratis berarti mengikuti konsensus umum dan tidak menghidupkan kembali feodalisme. Kata bujang, misalnya, dalam bahasa Indonesia mempunyai makna seorang laki-laki yang belum menikah.
Bentuk karya ilmiah populer antara lain artikel, esai, dan feature. Dilihat dari bahasanya, biasanya artikel menggunakan bahasa jurnalistik, esai menggunakan bahasa sastra, dan feature menggunakan keduanya, bergantung kepada jenis featurenya. Feature pengetahuan banyak menggunakan ragam jurnalistik, namun feature human interest lebih banyak menggunakan ragam sastra.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dari ketiga karya ilmiah tersebut memiliki perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek. Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri. Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian. Sedangkan perbedaan karya ilmiah dengan karya ilmiah popular, adanya perbedaan penggunaan bahasa, terlihat bahwa bahasa karya ilmiah populer lebih mudah dipahami, lebih cair, dan lebih enak dibaca jika dibandingkan dengan bahasa yang biasa digunakan dalam laporan penelitian atau artikel ilmiah.
Langganan:
Postingan (Atom)